Berita

Sunday, November 30, 2014

Jadikan Rumah dan Sekolah Zona Berkarakter Mulia

Jakarta (Dikdas): Indonesia masa kini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Sementara dunia pendidikan hari ini merupakan potret Indonesia masa depan. Maka sudah seharusnya rumah dan sekolah menjadi zona berkarakter mulia.

“Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah yang guru-gurunya adalah teladan,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada upacara peringatan Hari Guru Nasional. Upacara digelar di halaman kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa pagi, 25 November 2014. Hadir dalam acara seluruh pejabat di lingkungan Kemendikbud, perwakilan guru, siswa jenjang dasar dan menengah.

Anies menambahkan, semestinya kepala sekolah dan tenaga kependidikan menjadi figur yang karakternya bersih dan terpuji. Jika demikian, siswa akan mengingat mereka sebagai pemberi teladan. Keteladanan itu akan menjadi bekal mereka ketika memasuki zaman di mana korupsi dianggap sebagai sesuatu yang basi, tak lazim, dan tak semata dipandang sebagai pelanggaran hukum. “Lebih dari itu, korupsi menyangkut persoalan harkat dan martabat,” ucapnya.

Penyuluh Bencana Cilik

Sebuah cerita tentang anak-anak kelas VI SDN 019 Longkali yang mendapat tantangan untuk berperan sebagai “Penyuluh Bencana Cilik”. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengemas materi pelajaran IPS  menjadi lebih menarik. Rona semangat terpancar dari wajah mereka. Selain untuk memenuhi nilai tugas IPS, kegiatan ini juga dapat melatih kepercayaan diri anak-anak saat berbicara di depan umum. Di ruang kelas berukuran 3 x 3 meter, dua orang siswa secara bergantian menerangkan cara menghadapi berbagai bencana. Bibir-bibir kecil, disertai senyum gugup mencairkan suasana, membuatnya menjadi penuh tawa. Ini merupakan kali pertama anak-anak itu  melakukan presentasi di depan kelas.

“Selamat pagi teman-teman, kami adalah Penyuluh Bencana Cilik, hari ini kami akan menginfokan cara menghadapi gempa bumi”, seru Alisa dan Novi mengawali pembelajaran. Berbalut seragam merah putih tanpa beralas kaki mereka merangkai kata, menguras memori yang telah mereka persiapkan selama seminggu penuh. Alisa merupakan siswa terpintar di kelas, namun kecerdasan bukanlah jaminan bahwa ia akan lancar menyusun kalimat. Ia tampak gugup dan menganggukan kepala setiap mengeluarkan kata. Lain halnya Novi, walaupun ia bukan siswa terpandai di sekolah tapi ia memiliki percaya diri yang tinggi. Hampir 2 menit dari 5 menit waktu yang disediakan habis untuk tertawa. Senang sekali melihat mereka menikmati pelajaran sambil tertawa dan fokus tentunya.

Friday, November 28, 2014

PUISI: Lingkungan Sekolah

Di saat mentari pagi menjelang
Kulihat pemandangan yang indah
Langit yang membentang kuas
Dan pepohonan hijau

Lingkungan sekolahku
Yang indah dan cantik
Seperti burung yang berkicau
Dan kupu-kupu yang beterbangan

Pemandangan yang bersih
Langit yang cerah
Seakan ku ingin melayang
Seperti burung yangterbang ke angkasa

Lingkungan sekolahku
Memancarkan cahaya di pagi hari
Dan kerlap-kerlip bintang malam
Cantiknya lingkungan sekolahku

Oleh: Sitti Ainun Wahira (SD Negeri Balang Baru)

PAPAN GUGUS DEPAN

PAPAN GUGUS DEPAN
10.017 - 10.018